Ungkapan 'cantik itu relatif' jamak digunakan untuk menggambarkan penilaian masing-masing orang terhadap sesuatu yang indah bisa berbeda. Fakta dari sebuah studi menemukan, hal-hal yang kita kagumi ditentukan oleh bagian otak yang terletak tepat di belakang mata yaitu medial orbito-frontal cortex.
Peneliti asal Universitas Collage London mengatakan bahwa bagian otak tersebut akan bereaksi ketika kita melihat sesuatu yang indah, apapun selera kita.
Ahli otak Semir Zeki meminta 21 pria dan wanita muda untuk menilai keindahan lukisan pilihan dan musik. Otak mereka pun dipindai selama mereka melihat lukisan dan mendengarkan musik.
Hasil studi yang diterbitkan di Jurnal PloS One ini ternyata mengemukakan bahwamedial orbito-frontal cortex terlihat lebih aktif ketika subjek melihat dan mendengar sesuatu yang mereka sukai.
"Hampir semuanya bisa dianggap karya seni, tapi hanya kreasi yang berhubungan dengan aktivitas korteks ini yang dapat diklasifikasikan sebagai seni yang indah," ujar Zeki, dikutip oleh Daily Mail.
Misalnya, sebuah lukisan karya Francis Bacon mungkin sebuah maha karya, tetapi mungkin tidak termasuk dalam kriteria indah. Hal yang sama dapat dikatakan pada karya klasik dari seorang komposer, yang dilihat dari kaca mata seseorang yang menyukai musik rock. Dalam otaknya, akan di dapatkan aktivitas yang lebih besar ketika mendengar musik-musik keras. Penemuan dianggap penting karena telah menemukan berbagai macam pemicu keindahan yang berhubungan dengan kenikmatan yang berbeda di otak.
Menurut Professor Zeki, perdebatan terkait kriteria keindahan dari sebuah objek telah menjadi perdebatan oleh seniman dan filsuf. Namun, tidak ada yang berakhir pada sebuah kesimpulan yang jelas, apa itu indah?
"Jadi, indah itu adalah abstrak. Keindahan yang kita lihat membangkitkan pengalaman emosional, apapun sumbernya," ia menambahkan.