“Cinta tak bersyarat, cinta yang sama sekali tak egois,
cinta yang selalu mementingkanmu. Aku mencintaimu, itu yang terpenting. Walau
kamu tidak mencintaiku, tapi akan selalu kujaga hati ini. Kadang aku lelah,
sedih, kecewa, juga tak jarang aku terluka. Tapi cinta benar-benar
membutakanku, membuatku tak mampu berpaling. Hanya selalu menatap lurus
kematamu dan berharap suatu hari kamu juga merasakan perasaan yang sama. Walau
kamu tidak melihatku layaknya seorang wanita yang mencintaimu. Aku rela tetap
menjadi sahabatmu, kapanpun kamu membutuhkanku, aku akan segera datang
menemanimu dan menghiburmu. Biarlah hanya sebagai sahabat, asalkan dimatamu
masih ada aku (novel hate u love u)”. Kata Sanny. Ary yang mendengarnya pun
hanya tersenyum, segera menyiapkan langkahnya setelah berkata..
“Aku hanya pergi untuk sementara, layaknya ulat yang
terbebas dari fase kepompong maka ia akan menjadi kupu-kupu. Biarlah aku
terbang dengan kedua sayapku, karena aku akan menjalani hidup di fatamorgana
ini, dan melewati dejavu kehidupan. Aku bukan penyu yang hanya menitip benih
cintaku padamu di pulau ini, tapi aku adalah apa yang tak pernah kamu
fikirkan.”
…
Seperti
biasa aku selalu berlari di koridor sekolah saat aku ingin menuju ke ruang
OSIS. Tanpa disengaja, aku melihat sepasang mata yang tak asing sedang
mengintai dari lantai atas kelasku. “Sanny, kka tunggu di kelas ya?”. Wah
ternyata yang dari tadi mengawasiku adalah Kak Ari, kakak sekaligus sahabat
bagiku. Hari ini adalah jadwal kita untuk belajar dan makan ice cream bersama.
Kak Ari ngajarin aku matematika dan aku ngajarin Kak Ari biologi, dan ice cream
adalah hadiah dari Kak Ari untukku J.
Tidak
seperti biasanya, aku menyelesaikan tugas OSIS lebih cepat. Hanya demi bertemu
dengan Kak Ari yang 1 minggu lagi akan UN. “Hey kak…maaf nunggu lama ya, dik
lagi ada program, hehehe”. Kata ku sambil menyibak rambut panjangku. Seketika
wajah Kak Ari berubah damai dan mempersilahkan aku duduk disampingnya. Dadaku
semakin sesak saat ku cium harum parfum yang dia gunakan. Benar-benar aroma
yang familiar karena setiap hari aku menciumnya dari orang yang sama yang
sekarang sedang ada disampingku.
3 jam yang
kami gunakan untuk belajar sudah cukup membuat jenuh dan lapar. Akhirnya Kak
Ari memutuskan untuk mengantarku pulang. Tapi sebelum pulang, dia mentraktirku
ice cream walls di Q’mart. Dengan wajahnya yang flat tapi sangat manis kalau
tersenyum, dia menatap mataku namun tak ku balas tatapan itu. Dengan segera Kak
Ari mengalihkan pandangannya dan berusaha mencari materi untuk dibicarakan.
“Dik, waktu untuk kita bersama sudah tidak banyak lagi dan kka takut ninggalin
kamu. Dan satu hal yang sudah lama kka pendam adalah kka suka sama kamu tapi
maaf kka ngga berani mengungkapkannya. Kka sayang sama kamu tapi kka ngga akan
minta kamu menjadi pacar kka. Kka benar-benar ngga ingin kamu menjadi pacar
kka, karena kka takut nyakitin kamu dan merusak persahabatan kita”. Kata Kak
Ari. Tangannya berusaha menggenggam tanganku namun segera aku tepis dan akupun
berlari menuju rumah yang tak terlalu jauh dari Q’mart.
Namun
sebelum aku benar-benar menghilang dari pandangan Kak Ari aku kembali menyibak
rambut panjangku dan dengan sekuat tenaga berteriak : “Kenapa kak? Kenapa?
Tidak kah kka tau kalau dik juga sayang sama kka, dik juga suka sama kka”. Dan
tidak lama kemudian aku sampai dirumah sebelum aku akhirnya menangis dan hanya
menangis
Keesokan
harinya, tidak ada belajar bersama lagi, tidak ada traktiran ice cream, tidak
ada sapaan dan mata-mata dari lantai atas kelasku, tidak ada sms, tidak ada
telephone masuk, tidak ada peringan untuk makan, mandi, dan belajar, tidak ada
ucapan selamat pagi, dan tidak ada yang bilang “Selamat malam, selamat tidur,
semoga mimpi indah, dan ingat mimpiin kka yah”. Benar-benar ngga ada sama
sekali, bahkan tidak terkecuali di facebook.
Saat aku
termenung sendiri di ruang OSIS, Rama sahabatku datang menghampiri dan
membawakanku sekotak tissue, seakan dia tau apa yang sedang aku rasakan. Rama
duduk disampingku dan menarikku kedalam pelukannya. “Wajar kok kamu kaya gini,
tapi inget jadi professional yah San. Kak Ari mungkin lagi belajar sekarang,
kamu tau kan bentar lagi dia UN? Sebaiknya kamu semangatin dia dan jangan
ganggu dia untuk sementara waktu. Aku kangen sifatmu yang periang itu, dan
Sanny yang seperti ini adalah bukan Sanny yang aku kenal”. Rama dengan sabar
menemani ku menangis disini, dengan sabar mendengar semua ceritaku tentang Kak
Ari. Rama adalah sahabatku selain Kak Ari.
“Besok kka UN, semangat ya…dik yakin kka
pasti bisa jadi yang terbaik”. Selesai mengetik, segera ku kirimkan pesan itu
kepada Kak Ari. Namun 8 jam menunggu, tidak ada balasan sama sekali. Aku
telephone, ngga diangkat. Aku mulai lelah, takut, dan hawatir. Kusibak rambutku
pertanda aku cemas menunggu Kak Ari. Ku sibak rambutku sekali lagi untuk
mengakhiri malam ini.
Dua minggu
telah berlalu tanpa informasi mengenai Kak Ari. Hingga pada akhirnya aku
memilih untuk menyibukkan diri di OSIS agar aku bisa melupakan kenangan bersama
Kak Ari. Disela-sela kesibukanku di OSIS, aku menyempatkan diri untuk membuka
facebook dan membuat sebuah status. “Kamu adalah apa yang aku tulis tapi aku
adalah apa yang tak pernah kamu baca. Aku tidak berharap untuk menjadi orang
yang terpenting dalam hidupmu karena itu merupakan permintaan yang terlalu
besar bagiku. Aku hanya berharap suatu saat nanti jika kau melihatku…kau akan
tersenyum dan berkata…dialah orang yang selalu menyayangiku”.
Setelah membuat status, tak sengaja aku lihat Kak Ari sedang
online dan mengomentari statusku seperti ini “Berhenti berharap pada orang yang
tak menghargaimu, jika dia cukup bodoh meninggalkanmu, kamu harus cukup pintar
untuk melepaskannya”. Berarti tanpa sengaja Kak Ari ingin agar aku melupakannya.
Kusibakkan rambutku dan berusaha ku tahan air mata ini.
Tak lama kemudian aku mengetik sebuah sms melalui hp. “Aku
harap ini bukan cinta, aku harap itu bukan dirimun aku berharap bahwa sedikit
perasaanku tak akan diterima, tapi jangan paksa aku untuk melupakanmu” Tanganku
bergetar setelah pesan itu terkirim. Dan yang lebih membuat dadaku sesak adalah
tak ada satupun balasan yang aku terima.
Hari demi hari aku jalani dengan datar dan tanpa ekspresi.
Sakit, jenuh, dan putus asa kembali menemaniku. Satu bulan tanpa kabar cukup
membuat aku tersiksa. Makan ngga enak, belajar ngga konsen, pokoknya tersiksa
menjalani hidup seperti ini, tanpa kepastian, dan terombang-ambing ditengah
satu harapan. Dan seperti biasa Rama pasti ada disaat aku membutuhkannya, pasti
menyediakan pelukannya sebagai tempat penampungan air mataku. “Ram, hasil
kelulusan udah diumumin kemarin…Tapi sampai sekarang Kak Ari belum ngasi aku
kabar, hubungan ini mau diapain Ram? Aku galau…Aku frustasi Rama…Aku ngga tau
apa aku sama dia masih sahabatan atau ngga” Aku menangis dalam pelukan Rama.
Sementara Rama hanya terdiam dan menjadi tempat paling aman untuk ku.
Tiba-tiba hp ku berbunyi dan masuk sebuah pesan yang
bertuliskan “Tiga hal yang ingin aku lakukan bersamamu sebelum aku pergi : 1.
Makan coklat, 2. Makan ice cream, 3. Menatap matamu. Sekarang menunggumu
ditempat dimana dulu aku memata-mataimu J”. Setelah membaca pesan dari Kak Ari,
Rama menyarankan ku untuk segera menemuinya dan mengatakan bahwa ini mungkin
adalah pertemuan ku dengan Kak Ari yang terakhir.
Sebelum aku masuk ke ruang kelasnya, kusibakkan rambutku dan
mengelap sisa air mata yang tadi. Dan ketika aku masuk keruangan itu, Kak Ari
telah terlebih dahulu menyambut tanganku dan menenggelamkan ku kedalam
pelukannya. Kak Ari benar-benar ingin menatap mataku, tapi aku melarangnya
sebelum dia memenuhi keinginan yang pertama dan kedua. Walaupun aku dan Kak Ari
sudah sahabatan sejak lama, sekalipun dia tidak pernah aku izinkan untuk
menatap mataku. Dan sekarang saatnya aku tunjukan padanya.
Saat dia melepaskan pelukannya, dan saat kita melakukan
keinginannya yang pertama dan kedua, dia memegang bahuku dan memaksaku untuk
menunjukkan mataku. Tapi aku berkelid hingga dia mengatakan “Tolong izinkan kka
sekali saja dik, sebelum besok kka pergi” Kata Kak Ari dengan mata
berkaca-kaca. Akhirnya ku pejamkan mataku dan kubuka perlahan. Betapa kagetnya
Kak Ari setelah melihat mataku yang indah penuh dengan air mata. Dipeluknya aku
lagi sekali sebelum aku ditinggalkan sendiri diruangan ini.
Dengan langkah goyah Kak Ari berjalan menuju pintu keluar.
Aku segera memanggilnya dan menghampirinya untuk menunjukkan tatapan mataku
yang terakhir. Hingga kata-kata sederhana keluar dari mulutku.
…
Ketika aku
membuka account facebookku, sebuah pesan singkat yang baru masuk segera aku
buka. Isinya adalah sebuah peringatan agar aku selalu ingat kepadanya dan
selalu memberikan tatapan mataku hanya untuk dia seorang, karena tidak ada yang
bisa mendapatkan tatapan ku selain dirinya. Seketika detak jantungku pun tak
terhenti dan wajahku menyeruak merah padam. Segera ku ketikkan kata demi kata.
“Saat cahaya redup karena awan, hujan lebat turun diluar jendelaku, seperti
kenangan sedih dalam hatiku, membuat hatiku kecewa, hilang dalam kerinduan yang
tumbuh lebih kuat dan semakin kuat. Apakah ada cara untuk memutar waktu
kembali? Ketika kau memelukku yang akan membuat cukup bagus”. Setelah membalas
pesan itu, segera aku matikan laptop kesayanganku dan kembali mengerjakan tugas
di ruang OSIS.
Sama
seperti hari-hari sebelumnya, Kak Ari tak kunjung membalas sms ku dan
mengangkat telephone dariku. Rasa rindu akan candaannya membuat ku jenuh dan
tak bersemangat. Ku ambil laptop dan segera ku buka facebook, kemudian
kuketikkan sebuah status dengan tenang. “Air mata adalah satu-satunya cara,
cara bagaimana mata berbicara ketika bibir tak mampu menjelaskan apa yang telah
membuat perasaanmu terluka”. Kusibak rambutku dan kuusap wajahku sebelum ku
lihat nama Satya Ariditya mengelike status yang telah aku buat.
Dengan
tergesa dan tangan gemetar ku buka dinding Kak Ari dan kulihat sebuah status
yang baru saja dibuatnya. “Aku sayang kamu tapi hanya bisa menjagamu dari
kejauhan. Dan ku ingin kau tau meskipun ku jauh kau ada dihatiku dan kau tetap
milikku selamanya”. Ku biarkan rambut panjangku menutupi mataku yang telah
basah oleh air mata. Dan kubiarkan tawa teman-teman di ruang OSIS menutupi isak
tangisku saat ini yang tengah merindukannya.
Sore, inget comment ya !! Ini cerpen yg dibuat oleh wanita yang aku sayangi, tentang masa lalu yang dia alami. Aku merasa sangat beruntung setelah membaca cerpen ini, karena bagaimanapun seorang wanita yang kepercayaannya telah hancur, mencoba kembali untuk mempercayakan kerpercayaan, hati, dan perasaannya kepadaku adalah suatu tindakan yang menurutku pribadi sangat sulit, sebab trauma yang dialami dan harapan harapannya yang telah hancur.
Tapi tenanglah sayang, aku "janji" untuk selalu ada untukmu, menjaga dirimu, hati dan perasaanmu itu kapanpun dan bagaimanapun keadaannya. karena kamu telah menghargai dan menganggapku ada selama ini, mungkin beberapa kali aku telah menyakiti hatimu, membuatmu marah, kesal, dan mengeluarkan air mata dari mata indahmu itu. Namun dari hati dan perasaanku aku merasa bersalah dan berusaha untuk memaafkan diriku sendiri. Aku sayang kamu, aku terima kamu apa adanya, apapun itu itulah kamu sayang. :)