Aku
tak tau harus mulai darimana. Semua hanya seperti lingkaran, tak satupun ujung
yang dapat aku temukan! Apakah aku harus mulai dari kata “ketika”, “awalnya”, “suatu
hari” , ahh apalah itu aku tak peduli. Aku hanya ingin menulis. Aku
tak peduli, jika aku harus membelah lingkaran itu, aku tak peduli darimana aku
harus mulai. Ini hanya tulisan, memutus lingkaran pun bukan hal yang akan jadi
masalah.
Cinta? Ya, aku punya cinta, hanya satu cinta
yang aku haraf itu satu untuk selamanya. Sayang? Tentu! Aku sangat sayang
dengan apa yang aku cintai, aku sangat sayang kepada seseorang yang aku cintai.
Sabar? Adalah awal dari suksesnya suatu hal, termasuk juga cinta. Pengorbanan? Suatu
hal yang dapat membuktikan rasa sayang terhadap orang yang kita cinta. Egois?
Sifat manusia yang akan muncul ketika dia merasa tau bahwa apa yang dia
pikirkan adalah apa yang paling benar. Bahagia? Suatu yang hanya dapat didefinisikan
oleh dua pasang mata yang saling berhadapan. Harapan? Titik cahaya yang terlihat
ketika aku berada dalam kegelapan. Emosi? Hal yang paling sering membuatku
merasa sakit. Marah? Sebuah gejolak emosi yang terjadi ketika sabar itu pergi
entah kemana. Benci? Hal yang tak pernah terlintas dalam diriku untuk dia.
Setia? Sebuah kepercayaan yang aku dapatkan dari seseorang. Percaya? Satu hal
yang dapat menenangkanku ketika aku tak karuan. Sedih? Rasa sakit yang menusuk
ketika aku tak sempurna. Kecewa? Suatu hal yang perlahan lahan mulai aku
hapuskan. Salah? Hal yang setiap hari mebuat aku belajar menjadi lebih baik.
Maaf? Kata paling indah yang bisa aku ucapkan ketika aku salah. Rindu? Adalah hal
yang hampir setiap waktu aku rasakan, dan itu adalah hal yang selalu membuatku berharap,
berharap dia ada disini.
Ya, aku tau semua kata yang aku
ucapkan tak sepenuhnya adalah kata yang semua orang tau, tau bahwa itu semua
terjadi padaku. Mungkin hanya dia yang bisa memahami semua hal dalam diriku,
tapi kadang dia takut, kawatir dengan apa yang aku dan dia hadapi. Sampai dia
meneteskan air mata dari matanya yang indah itu. Dia tak harus sepenuhnya
mengerti aku, kadang aku melihat dia memaksakan diri untuk mengertiku. Dia hanya
perlu seperti sekarang, biarkan aku yang akan melakukan semua hal yang tak bisa
kau lakukan. Aku tak pernah marah, meski aku marah, kemarahanku akan reda
ketika aku mendengar suaranya saja. Tak perlu maaf, tak perlu air mata untuk
meredakan amarahku, rasa kecewaku, sedih dan sakitku. Cukup suaramu, bicaralah,
katakanlah, dan ucapkanlah kata-kata dari mulutmu itu.
Aku selalu inginkan dirimu, bahka
sebelum tidur aku selalu melihat isi laptop, laptop yang menjadi saksi bisu,
dan menjadi memori ketika memori kita mulai memudar. Walau seperti itu aku
selalu berusaha sabar, aku tak pernah merasa terpaksa melakukan semua hal yang
mungkin menurutnya, itu adalah hal yang terpaksa aku lakukan. Aku tidak galau,
bahkan aku tak bingung. Sekarang aku hanya menunggu, menunggunya dengan penuh
harapan, sampai kapanpun aku selalu disini. Aku tak tau, kapan dia akan datang,
aku tak mau memaksanya hanya demi rasa egoisku yang sesekali muncul, ketika aku
beradu waktu dengannya. Aku akan selalu berusaha seperti apa yang dia harapkan,
Terpaksa? Tak pernah aku terpaksa. Semua yang aku lakukan adalah semua hal yang
memang aku inginkan.
Aku mengerti, dia terbatas ruang dan
waktu. Aku juga tau bahwa semua hal yang dia inginkan tak semuanya dapat dia
lakukan. Walau kadang dia merasa tak nyaman dengan responku, ketika dia
membatalkan semua hal yang kita rencanakan. Aku selalu berusaha membuat apa
yang aku lakukan nyaman untuknya, selama dia nyaman, aku pasti akan ikut
merasakan rasa nyaman dan bahagia yang dia rasakan. Aku tak ingin membuatnyat
merasa bersalah, aku hanya ingin dia menjaga kepercayaan yang aku berikan.
Lihatlah aku disini, tenang bukan? Ya,
itu karena dia, aku akan selalu disini menunggunya. Tak akan pernah bosan,
karena aku memiliki semua kenangan dan semua kisah kita. Kapanpun kamu ingin,
kapanpun kau ingat, dan kapanpun kamu perlu, lihatlah aku disini. Cukup
lihatlah aku, tak usah memaksakan diri untuk ada disini. Aku bisa menunggu,
sabar dan tenang. Aku juga tak akan pernah lupa untuk berharap, berharap yang
terbaik dan berharap kamu ada disini. Bukan untuk aku, tapi untuk kita berdua.
Ingatlah aku selalu ada untukmu, dengan
harapan-harapan, dan semangat untuk membuat apa yang telah kita mulai menjadi
sukses dan seperti yang kita harapkan. Terimakasih telah memilihku dan maaf jika
kadang aku tak sempurna. Jika kau membaca ini, tersenyumlah dan katakanlah
dalam hati “ALAY”. Karena hanya kata itu yang pantas untuk cowok cengeng
seperti aku.